Isomnia atau sulit tidur kebanyakan dialami oleh orang dewasa. Diperkirakan sekitar 30% -50% dari populasi umum yang terkena insomnia, dan sekitar 10% memiliki insomnia kronis, yang dilansir oleh emedicinehealth.com.
Menurut pengertiannya, insomnia adalah susahnya memulai tidur atau mempertahankan tidur (sering terbangun di malam hari) dan bisa juga mengalami keduanya, yang bisa disebut juga presepsi kualitas tidur yang buruk.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Menurut yang dilansir oleh Wikipedia salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak orang yangmengalami insomnia mengatasinya dengan cara meminum obat tidur dan zat penenang lainnya agar bisa beristirahat. Namun semua obat sedatif memiliki potensi yang menyebabkan ketergantungan psikologis yang berupa anggapan mereka tidak bisa tidur jika tanpa obat tersebut.
Insomnia merupakan gejala dan bukan suatu penyakit, namun memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur. Ini terjadi akibat:
- Bekerja pada malam hari.
- Sering berubah-ubah jam kerja.
- Penggunaan alkohol yang berlebihan.
- Efek samping obat (kadang-kadang).
- Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
Pengobatan
Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia.
Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal.
Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.
Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.
Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi.
Alternatif lain untuk mengatasi insomnia:
- Umum dan yang paling utama adalah niat dan berdoa sebelum tidur.
- Biasakan memiliki jam tidur yang terjadwal (misalkan setiap jam 9 Anda harus tidur).
- Pastikan kamar Anda terasa nyaman.
- Jangan memikirkan permasalahan yang terjadi (entah itu di tempat kerja, sekolah, rumah dimana pun itu permasalahan Anda).
- Olahraga disore hari bisa membantu Anda tidur.
- Hindari minum kopi, alkohol, atau merokok sebelum tidur.
- Hindari kebiasaan tidur siang.
- Mendengarkan musik yang slow/lembut.
Mungkin alternative ini bisa membantu Anda untuk mengatasi maslah insomnia.
Jika Anda mempunyai alternative lain silahkan dishare cara Anda mengatasi insomnia.